Back

USD/IDR Pulih setelah Anjlok Semalam, Rupiah Tertekan di 15.490, Tunggu Petunjuk dari Data PCE AS

  • Rupiah Indonesia (IDR) mencatatkan level terkuatnya semalam di 15.174, sebelum tertekan di 15.490 pada saat ini.
  • BI, BOK dan Kemenkeu Korea Selatan menyepakati kerangka kerja sama LCT untuk menggunakan Rupiah-Won dalam transaksi perdagangan.
  • PCE Inti AS diharapkan meningkat ke 2,7%, PCE inti bulanan diproyeksikan akan bertahan di 0,2%.

Pasangan USD/IDR anjlok lebih dari 230 poin semalam dari level pembukaan kemarin di 15.411, sehingga membawa Rupiah Indonesia (IDR) ke level terkuatnya di 15.174. Namun, pada perdagangan pagi ini Rupiah tampak kembali melemah di 15.490, tampak berusaha menguji level 15.500 di tengah pemulihan Dolar AS (USD) setelah data PDB AS Kuartal 2 yang lebih tinggi dari estimasi.

Kurs JISDOR untuk tanggal 29 Agustus lebih kuat di 15.409 dari hari sebelumnya yang ditetapkan di 15.476, seperti yang terlihat di laman situs Bank Indonesia (BI). Pagi ini, BI melaporkan telah menyepakati kerangka kerja sama Local Currency Transaction (LCT) bersama Bank of Korea (BOK), dan Kementerian Keuangan Korea Selatan guna mendorong peningkatan transaksi perdagangan bilateral, mengurangi eksposur risiko nilai tukar, serta meningkatkan efisiensi transaksi. Kedua negara ini berupaya meningkatkan penggunaan mata uang lokal Rupiah-Won dalam transaksi perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan. Hal ini seiring dengan langkah BI untuk menstabilkan valuasi mata uang Garuda.

Sementara di Amerika Serikat, Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal kedua naik ke 3% lebih tinggi dari estimasi yang mengharapkan peningkatan ke 2,8%. Selain itu, Klaim Tunjangan Pengangguran Awal untuk pekan yang berakhir tanggal 23 Agustus, turun ke 231.000, mengalahkan angka ekspektasi 232.000.

Data tersebut memberikan dorongan lebih lanjut pada Dolar AS, dengan DXY terlihat kembali ditutup di atas level 101, yang saat ini tengah bergerak di sekitar 101,38. Data tersebut juga menunjukkan bahwa AS dapat terhindar dari resesi dan menekan harapan akan pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September yang lebih dalam (50 bp). 

Fokus utama para investor sekarang adalah ukuran pemangkasan suku bunga oleh The Fed, setelah beberapa pejabat The Fed mengisyaratkan bahwa pemangkasan akan dilakukan paling cepat di bulan depan. Alat CME FedWatch, kini menunjukkan pasar mengharapkan pemangkasan sebesar 25 basis poin (bp) dengan peluang sekitar 67,0%, dan peluang pemangkasan sebesar 50 bp menurun ke 33%.

Malam ini, pasar akan mencermati laporan Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) Amerika Serikat (AS) untuk bulan Juli. Data PCE diharapkan menunjukkan bahwa inflasi inti tahun-ke-tahun meningkat ke 2,7% dari 2,6% pada bulan Juni. Pertumbuhan tingkat bulanan diharapkan tetap stabil di 0,2%. Data inflasi ini dapat secara signifikan memengaruhi spekulasi pasar akan keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) pada bulan September.

Indikator Ekonomi

Belanja Konsumsi Perorangan Inti - Indeks Harga (Thn/Thn)

Belanja Konsumsi Perorangan Inti yang dirilis oleh US Bureau of Economic Analysis adalah jumlah rata-rata uang yang konsumen habiskan dalam satu bulan. "Pokok" tidak termasuk produk musiman yang mudah menguap seperti makanan dan energi untuk menangkap perhitungan yang akurat dari pengeluaran. Ini adalah indikator inflasi secara signifikan. Pembacaan tinggi bullish untuk USD, sementara bacaan yang rendah adalah bearish.

Baca lebih lanjut

Rilis berikutnya Jum Agu 30, 2024 12.30

Frekuensi: Bulanan

Konsensus: 2.7%

Sebelumnya: 2.6%

Sumber: US Bureau of Economic Analysis

Setelah menerbitkan laporan PDB, Biro Analisis Ekonomi AS merilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bersama dengan perubahan bulanan dalam Pengeluaran Pribadi dan Pendapatan Pribadi. Pembuat kebijakan FOMC menggunakan Indeks Harga PCE Inti tahunan, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, sebagai pengukur utama inflasi mereka. Pembacaan yang lebih kuat dari perkiraan dapat membantu USD mengungguli para pesaingnya karena akan mengisyaratkan kemungkinan pergeseran hawkish dalam panduan ke depan Fed dan sebaliknya.

 

Yen Jepang Naik Tipis karena Data IHK Tokyo Memperkuat Sikap Hawkish BoJ

Yen Jepang (JPY) mengoreksi kenaikan baru-baru ini terhadap Dolar AS (USD) menyusul data Indeks Harga Konsumen (IHK) Tokyo yang dirilis pada hari Jumat. Kenaikan inflasi Tokyo memperkuat sikap kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) yang hawkish, mendukung JPY dan menekan pasangan USD/JPY.
Baca selengkapnya Previous

USD/INR Melemah karena Arus Masuk Ekuitas India, Para Pedagang Menunggu Data PCE AS

Rupee India (INR) menguat pada hari Jumat meskipun Dolar AS menguat. Peningkatan bobot India dalam Indeks MSCI Emerging Market dapat menyebabkan investasi asing yang signifikan, menstabilkan INR dalam waktu dekat. Namun, pemulihan harga minyak mentah dapat membatasi kenaikan mata uang lokal karena India merupakan importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia.
Baca selengkapnya Next