Teori Dow: apa itu, prinsip-prinsip dasar, cara kerjanya dalam trading Forex dan cara menggunakannya

21 Nov, 2024 7 menit dibaca

Pengertian

Tujuan teori Dow

Prinsip

1. Pasar mencerminkan segalanya.

2. Ada tiga jenis utama tren pasar.

3. Tren utama memiliki tiga fase.

4. Indeks harus saling mengonfirmasi.

5. Volume harus mengonfirmasi tren.

6. Tren bertahan hingga terjadi pembalikan arah yang jelas.

Strategi trading teori Dow

Contoh

Apakah ini berhasil?

Kesimpulan akhir

Teori Dow, yang memungkinkan trader mempelajari harga pasar, disebut sebagai salah satu fondasi analisis teknis. Charles Dow mengembangkan ide-ide ini, dan setelah ia meninggal, semua ide tersebut dirangkum menjadi sebuah teori tunggal yang dinamai dirinya. Teori Dow mengubah keadaan karena teori ini menunjukkan bahwa dunia keuangan bekerja secara sistematis, bukan secara acak. Charles Dow menegaskan bahwa tren berkembang seiring waktu. Meskipun ide-ide ini dirumuskan pada akhir 1800-an, tetapi masih relevan hingga sekarang. Pendekatan Dow membantu trader menentukan tren pasar dan membuat keputusan yang lebih cerdas untuk mendapatkan profit.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagian-bagian utama teori Dow, cara kerjanya, dan cara menggunakannya.

1 – fase akumulasi
2 – fase kenaikan
3 – kenaikan
4 – fase distribusi

Arti

Teori Dow menyatakan bahwa semua informasi yang Anda butuhkan untuk memprediksi harga di masa depan sudah ditampilkan pada grafik harga. Jurnalis Charles Dow menantang gagasan umum pada saat itu bahwa trader harus bergantung hanya pada berita ekonomi dan faktor luar lainnya untuk berhasil. Sebaliknya, ia membuktikan bahwa pelaku pasar dapat memahami ke mana arah harga dengan mengamati pola dan pergerakan grafik. Ini adalah pendekatan revolusioner pada saat itu, dan hari ini, ide-ide Dow terus dipelajari dan diimplementasikan.

Tujuan teori Dow

Dow mengembangkan serangkaian enam prinsip dasar, yang dikenal sebagai asas, untuk membantu trader dan investor memahami dan menganalisis perilaku pasar saham. Meskipun awalnya dikembangkan untuk pasar saham, prinsip-prinsip Teori Dow dapat diterapkan secara universal di seluruh pasar, termasuk Forex. Prinsip-prinsip ini bertindak sebagai kerangka kerja untuk mengenali tren dan pola dalam pergerakan pasar.

Prinsip

Teori Charles Dow dibangun di atas enam prinsip utama. Mari kita jelaskan satu per satu dengan contoh nyata.

Pasar mencerminkan segalanya.

Setiap faktor yang dapat memengaruhi penawaran atau permintaan di pasar akan tercermin dalam dinamika nilai aset. Contohnya, jika trader memprediksi suatu negara akan menaikkan suku bunga, trader berpikir bahwa ini akan membuat mata uang negara tersebut menjadi lebih berharga dan mulai membelinya sebelum pengumuman. Oleh karena itu, bahkan sebelum pengumuman resmi, harga mata uang tersebut kemungkinan akan mulai naik di pasar Forex.

Ada tiga jenis utama tren pasar.

Charles Dow menemukan tiga jenis tren: utama, sekunder, dan kecil.

Tren utama biasanya berlangsung selama lebih dari setahun. Ini disebut 'bear market' ketika harga turun dan 'bull market' ketika harga naik. Tren sekunder adalah semacam koreksi yang terjadi dalam tren utama. Biasanya berlangsung dari dua minggu hingga sebulan atau lebih lama. Terakhir, ada fluktuasi kecil, yaitu jenis tren ketiga. Ini adalah pergerakan jangka pendek yang biasanya dianggap sebagai bagian dari tren sekunder.

Tren utama memiliki tiga fase.

1 – bull market
2 – bear market
3 – fase 1: akumulasi
4 – fase 2: partisipasi publik
5 – fase 3: fase kelebihan
6 – fase 1: distribusi
7 – fase 2: partisipasi publik
8 – fase 3: fase panik

Menurut teori Dow, tren pasar dapat dibagi menjadi beberapa fase tertentu.

Fase pertama disebut akumulasi. Ini adalah saat investor mulai membeli atau menjual berdasarkan berita positif atau negatif yang mereka terima tentang ekonomi. Berikutnya adalah fase kedua, yang disebut partisipasi publik. Ini adalah saat lebih banyak trader terjun menggunakan analisis teknikal untuk mengambil keputusan. Ketika pasar menunjukkan lebih banyak tanda positif, pasar bergerak ke tahap terakhir, yang dikenal sebagai fase distribusi.

Selama fase distribusi, semua trader ikut terlibat, menciptakan gejolak yang nyata di pasar, terutama ketika berbagai media melaporkan berita. Sebaliknya, jika publik menunjukkan sentimen pesimis, hal ini sering kali mengindikasikan bahwa tren akan berbalik ke bawah.

Misalnya, selama fase akumulasi, trader yang berpengalaman mulai membeli USDJPY pada harga yang lebih rendah setelah tren turun, untuk mengantisipasi pembalikan arah. Ketika lebih banyak trader melihat pergerakan naik dan mulai membeli, maka harga akan naik, menandai fase partisipasi publik. Akhirnya, pada fase distribusi, beberapa trader mulai menjual posisi mereka untuk mendapatkan profit, yang berpotensi menyebabkan koreksi harga..

Indeks harus saling mengkonfirmasi.

Charles Dow juga memperkenalkan dua indeks: Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan Dow Jones Transportation Average (DJTA). Ia percaya bahwa setiap sinyal signifikan harus tercermin dalam nilai kedua indeks tersebut.

Jika DJIA membuat level tertinggi baru sedangkan DJTA tertinggal, ini mungkin menandakan potensi divergensi dan melemahnya tren saat ini. Meskipun perspektif ini telah berkembang dari waktu ke waktu, prinsip intinya tetap sama. Dalam konteks hari ini, ini berarti bahwa pemahaman tentang indikator apa pun harus dikuatkan oleh indikator lainnya. Contohnya, jika kita menerapkan konsep ini pada pasar Forex, ketika dolar menguat terhadap euro (dengan EURUSD turun) tetapi melemah terhadap yen (dengan USDJPY juga turun), hal ini dapat mengindikasikan sinyal yang beragam. Trader harus mencari konfirmasi dari pasangan mata uang lain sebelum mengambil keputusan.

Volume harus mengonfirmasi tren.

Peningkatan volume trading harus terjadi ketika harga bergerak ke arah tren utama, sementara penurunan volume harus menyertai kemunduran. Contohnya, jika pasangan GBPUSD naik dan volume trading meningkat secara signifikan, hal ini menunjukkan minat yang kuat dan memperkuat kemungkinan bahwa tren naik akan berlanjut.

Tren bertahan hingga terjadi pembalikan arah yang jelas.

Harga lebih cenderung berlanjut ke arah yang telah ditetapkan daripada berbalik. Jika ada deviasi dalam kuotasi tetapi tidak ada sinyal yang jelas dari pembalikan harga, ini harus ditafsirkan sebagai koreksi sementara dan bukan penghentian tren.

Contohnya, jika AUDUSD berada dalam tren turun namun tiba-tiba menembus di atas level resistance utama dengan volume yang kuat, ini dapat mengindikasikan potensi pembalikan tren. Trader harus mencari konfirmasi lebih lanjut sebelum mengambil tindakan.

Strategi perdagangan teori Dow

Pengetahuan tentang prinsip-prinsip teoretis membantu trader mengembangkan strategi yang efektif.

Berikut adalah enam langkah yang harus diikuti saat menggunakan teori Dow dalam perdagangan Forex:

  1. Identifikasi tren utama. Mulailah dengan menganalisis grafik harga jangka panjang (minggu hingga bulan di pasar Forex, bulan hingga tahun di pasar saham) untuk menentukan apakah pasar dalam tren naik (high yang lebih tinggi dan low yang lebih tinggi) atau tren turun (high yang lebih rendah dan low yang lebih rendah).
  2. 1 – uptrend
    2 – downtrend
    3 – sideway trend

  3. Konfirmasikan tren. Contohnya, di pasar saham, pastikan DJIA dan DJTA bergerak ke arah yang sama, dan di pasar Forex, lihat pasangan mata uang terkait. Konfirmasi ini memperkuat validitas tren yang teridentifikasi. Carilah peningkatan volume trading yang searah dengan tren. Misalnya, volume harus meningkat selama tren naik karena harga naik; volume rendah dapat mengindikasikan tren yang melemah.
  4. Pantau tren sekunder. Tentukan tren sekunder sebagai peluang untuk memasuki posisi pada harga yang menguntungkan. Contohnya, dalam tren naik, kemunduran sementara dapat memberikan peluang beli sebelum tren utama berlanjut.
  5. Cari sinyal pembalikan arah. Waspadai tanda-tanda pelemahan atau pembalikan tren, seperti perubahan volume trading atau penembusan level support dan resistance yang krusial. Sinyal-sinyal ini dapat mendorong penyesuaian posisi trading Anda.
  6. Gunakan perangkat analisis teknikal seperti moving average, garis tren, dan osilator momentum untuk menyempurnakan titik masuk dan keluar Anda. Alat-alat ini dapat membantu mengonfirmasi tren dan mengidentifikasi potensi pembalikan arah.
  7. Terapkan strategi manajemen risiko. Gunakan order stop-loss untuk membatasi potensi kerugian jika pasar bergerak berlawanan dengan posisi Anda. Tentukan ukuran posisi yang sesuai berdasarkan toleransi risiko dan kondisi pasar untuk mengelola eksposur secara efektif.

Contoh

Misalkan Anda menganalisis pasangan mata uang EURUSD menggunakan teori Dow:

  1. Anda melihat bahwa harga telah bergerak dalam serangkaian higher high dan higher low yang lebih tinggi: harga naik dari 1.1000 ke 1.1200 (tertinggi pertama), kemudian turun ke 1.1100 (terendah pertama), dan kemudian naik ke 1.1300 (tertinggi kedua).
  2. Menurut teori Dow, tren bullish akan terus berlanjut karena harga membuat titik tertinggi dan terendah yang lebih tinggi.
  3. Anda dapat memasuki posisi beli saat harga menembus di atas level tertinggi kedua di 1.1300, yang mengonfirmasi uptrend. Jika harga kemudian menelusuri kembali ke 1.1200 namun tidak turun di bawah level terendah terakhir di 1.1100, ini akan memperkuat tren naik, memberikan keyakinan lebih lanjut untuk mempertahankan posisi atau menambah posisi.

Dengan demikian, Anda dapat menggunakan ide-ide Charles Dow untuk menemukan tren yang jelas dan membuat keputusan trading yang tepat berdasarkan pergerakan harga.

1 – Higher Low
2 – Higher High
3 – awal tren
4 – akhir tren

Apakah ini berhasil?

Teori Dow berfokus pada mencari tahu arah utama harga pasar. Investor melihat bagaimana mereka berubah dari waktu ke waktu dan menggunakan alat bantu seperti moving average dan garis tren untuk melihat apakah pasar naik, turun, atau tetap stabil.

Memahami teori Dow juga membantu investor mengelola risiko secara efektif. Contohnya, jika Anda berinvestasi saat tren naik, Anda bisa memasang order stop-loss tepat di bawah level support kritis, dan jika Anda berada dalam tren turun, Anda bisa menempatkannya tepat di atas level resistance. Strategi ini dirancang untuk membatasi potensi kerugian jika pasar bergerak berlawanan dengan yang Anda harapkan.

Perangkat analisis yang dikembangkan oleh Dow digunakan oleh para trader di seluruh dunia, tetapi prinsip-prinsipnya juga mendapat kritik dari para ahli terkenal di dunia. Sebagai contoh, John Murphy dalam bukunya 'Technical Analysis of Futures Markets: Theory and Practice', menyoroti salah satu poin negatifnya yang kritis: indikator yang dibuat oleh Dow cenderung tertunda. Secara khusus, sinyal beli biasanya muncul pada fase kedua dari uptrend hanya setelah puncak perantara sebelumnya terlampaui, yang sering kali berarti bahwa 20–25% dari tren telah terjadi.

Meskipun teori Dow memungkinkan Anda untuk mengenali awal dan akhir tren dengan cukup akurat, para analis berpendapat bahwa teori ini tidak cukup membahas durasi dan intensitas pergerakan harga yang akan datang.

Kesimpulan akhir

  • Teori Dow berfungsi sebagai 'peta global' untuk menavigasi tren pasar, dan menjelaskan logika di balik pergerakan pasar.
  • Menurut Dow, semua informasi publik dan privat sudah tercermin dalam harga pasar saat ini. Ini berarti bahwa setiap berita atau peristiwa yang dapat memengaruhi harga sudah dimasukkan ke dalamnya.
  • Teori ini membantu trader mengidentifikasi tren yang berlaku dengan mengkategorikannya ke dalam tren primer yang berlangsung lama, tren sekunder dengan durasi moderat, dan fluktuasi harian yang berlangsung singkat.
  • Meskipun teori Dow sangat berguna untuk identifikasi tren, teori ini dianggap ketinggalan zaman dalam beberapa aspek. Misalnya, teori ini tidak dapat secara memadai membahas durasi dan intensitas perubahan harga yang akan datang.
  • Ketika menganalisis pasar, lebih baik menggunakan postulat Charles Dow dengan alat bantu praktis lainnya.

Jadilah trader profesional bersama Octa

Buat akun dan mulai berlatih sekarang.

Octa